KabarToraya.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamasa mulai mempersiapkan pembahasan terkait jalur penerbangan baru yang menghubungkan Mamasa dan Toraja. Langkah ini diambil setelah kunjungan Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Bahtiar Baharuddin, bersama Pemkab Mamasa yang melakukan peninjauan ke Bandara Sumarorong beberapa waktu lalu.
Peninjauan ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan Bandara Sumarorong dalam mendukung konektivitas udara di wilayah tersebut. Dalam kunjungannya, Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin menyayangkan bahwa pemanfaatan anggaran yang telah dialokasikan untuk pengembangan bandara tersebut belum maksimal. Oleh karena itu, salah satu fokus utama pembahasan adalah upaya untuk memperluas area landasan pesawat yang ada saat ini.
Salah satu hasil utama dari peninjauan tersebut adalah rencana perluasan landasan pacu Bandara Sumarorong. Saat ini, panjang landasan di bandara tersebut hanya mencapai 1.100 meter. Menurut Bahtiar Baharuddin, untuk mendukung pendaratan pesawat komersial yang lebih besar, panjang landasan perlu ditingkatkan menjadi 2.000 meter.
“Panjang landasan saat ini hanya 1.100 meter, sedangkan pesawat komersial besar memerlukan panjang landasan sekitar 1.500 meter. Untuk itu, kita harus menambah panjangnya hingga 2.000 meter,” ujar Bahtiar.
Dengan perluasan ini, diharapkan Bandara Sumarorong dapat melayani pesawat berukuran lebih besar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan konektivitas Mamasa dengan daerah lain di Sulawesi Barat dan sekitarnya.
Bahtiar juga menekankan pentingnya pengembangan bandara ini dalam konteks investasi, khususnya untuk sektor pariwisata di Mamasa. Ia menyebut bahwa daerah ini memiliki potensi besar, terutama di bidang pariwisata, yang dapat terdorong dengan adanya akses penerbangan yang lebih baik. Menurutnya, pengembangan bandara ini merupakan langkah penting untuk membuka peluang investasi yang lebih luas di Sumarorong dan Mamasa secara keseluruhan.
“Ini adalah daerah yang sangat potensial, dan bandara ini bisa menjadi peluang besar untuk pengembangan investasi, terutama di sektor wisata,” ungkap Bahtiar.
Seiring dengan rencana pengembangan bandara, Pemkab Mamasa dan Pemprov Sulbar juga sedang mempersiapkan rencana penerbangan antara Mamasa dan Toraja yang dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2025. Rute penerbangan ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas antara dua daerah yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Kepala Satuan Pelayanan Bandara Sumarorong, Zulkifli, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kunjungan Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin. Zulkifli menilai bahwa kunjungan tersebut menunjukkan perhatian serius dari pemerintah provinsi dalam mendukung konektivitas di wilayah Sulawesi Barat. Ia juga menambahkan bahwa meskipun Bandara Sumarorong sudah lama tidak beroperasi, kabar baik datang dengan adanya rencana persiapan penerbangan tersebut.
“Bandara ini sudah lama tidak melakukan aktivitas penerbangan, namun dengan adanya pembahasan terkait penerbangan Mamasa-Toraja, kami sangat berharap bisa segera dimulai pada tahun 2025. Hal ini akan membawa dampak positif bagi sektor-sektor lain di Mamasa, terutama sektor budaya, pertanian, dan pariwisata,” kata Zulkifli.
Zulkifli juga menekankan pentingnya penerbangan Mamasa-Toraja dalam mendorong sektor ekonomi lokal. Penerbangan ini, menurutnya, dapat membuka peluang bagi masyarakat Mamasa untuk memasarkan produk-produk lokal mereka ke daerah lain, sekaligus meningkatkan arus wisatawan yang akan mengunjungi Toraja dan sekitarnya.
“Dengan adanya penerbangan yang menghubungkan Mamasa dan Toraja, kita berharap bisa mendorong sektor-sektor seperti pertanian, budaya, dan pariwisata. Ini adalah langkah yang sangat positif bagi ekonomi daerah,” tambah Zulkifli.
Sementara itu, Zulkifli juga berharap agar kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terus berlanjut. Menurutnya, keberhasilan pengembangan Bandara Sumarorong dan penerbangan Mamasa-Toraja sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah.
“Kami berharap kerjasama yang baik antara Pemda, Forkopimda, serta pihak-pihak terkait lainnya dapat terus terjalin. Ini sangat penting untuk kelancaran pengembangan bandara dan implementasi penerbangan yang akan datang,” ungkap Zulkifli.
Selain pengembangan landasan pacu, Bahtiar Baharuddin juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur pendukung lainnya, seperti terminal penumpang dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang kelancaran operasional bandara. Menurutnya, pengembangan infrastruktur yang komprehensif akan menjadi kunci kesuksesan Bandara Sumarorong dalam mendukung rencana penerbangan Mamasa-Toraja.
“Pembangunan infrastruktur penunjang seperti terminal, parkir, dan fasilitas lainnya juga harus menjadi perhatian. Tanpa itu, bandara ini tidak akan bisa berjalan dengan baik. Kami akan terus berupaya untuk memastikan bahwa semua infrastruktur pendukung dapat terwujud dengan baik,” tambah Bahtiar.
Dengan adanya rencana pengembangan bandara dan penerbangan Mamasa-Toraja, masyarakat Mamasa diharapkan dapat merasakan dampak positif dari peningkatan konektivitas ini. Selain membuka peluang kerja baru, pengembangan ini juga diharapkan dapat mempercepat akses masyarakat terhadap berbagai kebutuhan dan layanan, seperti transportasi, pendidikan, dan kesehatan.
“Ini akan menjadi peluang besar bagi masyarakat Mamasa. Kami berharap penerbangan ini bisa meningkatkan kualitas hidup mereka dan membuka lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan daerah lain,” ujar Zulkifli.
Pemkab Mamasa, di bawah kepemimpinan Bupati Mamasa, juga siap memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan Bandara Sumarorong dan penerbangan Mamasa-Toraja. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Pemprov Sulbar dan pihak terkait lainnya untuk memastikan semua proses pengembangan berjalan lancar.
“Kami akan terus mendukung semua langkah yang diambil untuk pengembangan bandara ini. Ini adalah langkah penting untuk kemajuan daerah, dan kami siap bekerja sama dengan semua pihak,” kata Bupati Mamasa.
Secara keseluruhan, pengembangan Bandara Sumarorong dan penerbangan Mamasa-Toraja diharapkan dapat menjadi pendorong utama bagi kemajuan Sulawesi Barat, khususnya dalam meningkatkan sektor pariwisata dan perekonomian daerah. Dengan adanya konektivitas yang lebih baik, Sulbar akan semakin terhubung dengan wilayah lain di Indonesia, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya tarik investasi dan membuka peluang baru bagi masyarakat lokal.
Melalui berbagai upaya ini, Pemkab Mamasa dan Pemprov Sulbar berharap dapat membawa perubahan positif bagi daerah. Dengan konektivitas yang lebih baik, Mamasa dan Toraja dapat mengoptimalkan potensi alam dan budayanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembahasan penerbangan Mamasa-Toraja yang akan dimulai pada 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam menghubungkan dua daerah yang kaya akan potensi ini.