KabarToraya.com — Seorang warga asal Toraja, Sulawesi Selatan, menjadi korban penembakan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) di kawasan Papua. Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu pagi, 4 November 2024, di sebuah daerah yang dikenal rawan konflik, sekitar 50 kilometer dari Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. Korban, yang diketahui bernama Pong Mingko, mengalami luka tembak parah dan kini tengah dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura.
Menurut keterangan pihak Kepolisian Daerah Papua, peristiwa penembakan ini terjadi saat Pong Mingko, yang bekerja sebagai kontraktor pembangunan, sedang dalam perjalanan menuju salah satu proyek konstruksi di distrik Yapen. Saat itu, korban bersama beberapa rekannya sedang mengendarai kendaraan roda empat menuju lokasi proyek ketika mereka diserang oleh sekelompok orang bersenjata yang diduga merupakan anggota OPM.
“Korban bersama beberapa rekan kerja berada di dalam mobil ketika mereka dihentikan oleh sekelompok orang yang menggunakan senjata api. Tanpa peringatan, korban langsung ditembak di bagian dada,” ujar AKBP Rizky Adi Prabowo, Kepala Kepolisian Sektor Jayapura, dalam keterangannya kepada media.
Tembakan tersebut menyebabkan Pong Mingko terjatuh dan terluka parah. Rekan-rekannya yang ada di dalam kendaraan langsung berusaha memberikan pertolongan pertama dan melarikan korban ke fasilitas kesehatan terdekat sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Jayapura.
Keluarga korban, yang berada di Toraja, Sulawesi Selatan, sangat terkejut dengan kejadian tersebut. Ria Mingko, adik perempuan korban, menyatakan bahwa dia dan keluarganya segera berusaha mendapatkan informasi terkait kondisi kesehatan Pong Mingko.
“Kami sangat terkejut mendengar kabar ini. Pong Mingko tidak ada masalah sebelumnya dengan siapa pun. Dia hanya seorang pekerja yang mencari nafkah untuk keluarga. Kami sangat berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih atas insiden ini,” ujar Ria melalui sambungan telepon.
Sementara itu, pihak berwenang di Papua memastikan bahwa kasus ini akan segera ditindaklanjuti. Kapolda Papua, Irjen Polisi Helmy Santika, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim gabungan untuk menyelidiki insiden ini dan memastikan pelaku penembakan segera ditangkap.
“Penembakan ini merupakan tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan, apa pun alasan mereka. Kami sudah menugaskan tim untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku dan kami akan bekerjasama dengan aparat keamanan lainnya untuk menangani masalah ini dengan serius,” ujar Helmy.
Kapolda juga menambahkan bahwa meskipun situasi di beberapa wilayah Papua memang masih rawan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat, termasuk warga pendatang yang bekerja di wilayah tersebut.
Kelompok separatis OPM sudah lama dikenal sebagai kelompok yang menuntut kemerdekaan Papua dari Indonesia. Selama bertahun-tahun, mereka terlibat dalam berbagai aksi kekerasan, baik terhadap aparat keamanan maupun warga sipil. Meskipun konflik ini berpusat pada permasalahan politik terkait kemerdekaan Papua, OPM juga kerap menargetkan warga sipil yang dianggap terkait dengan proyek pemerintah atau pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.
Sejumlah insiden kekerasan yang melibatkan OPM telah terjadi di berbagai daerah di Papua, termasuk di kawasan pegunungan dan wilayah pesisir. Kelompok ini sering kali melancarkan serangan terhadap kendaraan-kendaraan yang digunakan untuk keperluan pembangunan, seperti yang terjadi pada kasus Pong Mingko.
Namun, beberapa pihak juga mengingatkan bahwa tindakan kekerasan oleh kelompok OPM tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan. Para pengamat menyatakan bahwa kekerasan hanya akan memperburuk situasi di Papua, yang sejatinya masih menghadapi berbagai masalah sosial dan ekonomi.
Hingga saat ini, Pong Mingko masih dalam perawatan intensif di RSUD Jayapura. Tim medis yang menangani korban menyatakan bahwa luka tembak yang dialami korban cukup serius, namun pihak rumah sakit optimis dengan kesembuhannya meskipun kondisinya masih kritis.
Dr. Amirul Idris, kepala ruang perawatan intensif RSUD Jayapura, mengatakan bahwa korban membutuhkan perawatan intensif dan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada kerusakan organ vital yang dapat mengancam keselamatannya. “Kami terus memantau kondisinya dan memberikan penanganan terbaik. Namun, kondisi korban masih sangat mengkhawatirkan,” jelas Dr. Amirul.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengutuk keras aksi penembakan terhadap Pong Mingko dan menegaskan bahwa aparat keamanan harus segera mengambil tindakan tegas terhadap kelompok OPM. Menurut Mahfud, tindakan kekerasan yang merugikan warga sipil harus dihentikan.
“Pemerintah tidak akan mentolerir tindakan kekerasan yang merugikan masyarakat, apalagi melibatkan warga sipil yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan politik di Papua. Pemerintah akan terus berupaya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut,” ujar Mahfud dalam konferensi pers.
Pemerintah juga berjanji untuk meningkatkan pengamanan di wilayah-wilayah rawan dan memberikan dukungan lebih kepada aparat keamanan setempat agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.
Insiden penembakan ini kembali mengingatkan pada tingginya risiko yang dihadapi oleh masyarakat yang tinggal dan bekerja di Papua. Sementara itu, Pemerintah Indonesia diharapkan dapat segera menuntaskan masalah ini dengan pendekatan yang lebih komprehensif, melibatkan aspek keamanan dan kesejahteraan masyarakat, agar perdamaian bisa tercapai di tanah Papua.
Perkembangan lebih lanjut terkait kondisi korban dan penanganan kasus ini masih akan terus dipantau. Diharapkan, langkah-langkah penyelesaian yang tepat akan diambil untuk mencegah kekerasan lebih lanjut dan memberikan rasa aman bagi semua warga di Papua.