KabarToraya.com — Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Toraja Utara memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Sidang Praya Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang dilaksanakan di Toraja. Dalam acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 4 hingga 6 November 2024, Kemenag Toraja Utara turut berperan aktif dalam hal penyediaan fasilitas dan dukungan tata kelola acara. Sidang Praya PGI kali ini menjadi peristiwa penting bagi gereja-gereja di Indonesia, mengingat Toraja menjadi tuan rumah pertemuan umat Kristen se-Indonesia tersebut.
Sidang Praya PGI merupakan forum tahunan yang mempertemukan berbagai gereja dan denominasi Kristen di Indonesia untuk mendiskusikan berbagai isu teologis, sosial, dan gerejawi yang relevan dengan kehidupan umat Kristen di Tanah Air. Tahun ini, Toraja terpilih sebagai tempat penyelenggaraan acara yang dihadiri oleh sekitar 1.500 peserta dari seluruh penjuru Indonesia.
Menurut Ketua Panitia Sidang Praya PGI, Pdt. Andi Taba, Toraja dipilih sebagai lokasi pertemuan karena memiliki sejarah panjang dalam dunia gereja Kristen di Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi. “Toraja adalah daerah yang sangat penting dalam perkembangan gereja Kristen di Indonesia, dengan jumlah jemaat yang cukup besar, dan memiliki kekayaan budaya serta tradisi gereja yang kental,” ujar Pdt. Taba dalam sambutannya pada hari pertama acara.
Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Toraja Utara, Dr. H. Alamsyah Latuconsina, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan besar ini. “Kami bangga Toraja bisa menjadi tuan rumah Sidang Praya PGI 2024. Ini adalah kesempatan yang sangat penting untuk memperkenalkan Toraja kepada dunia luar, sekaligus mengukuhkan peran Toraja sebagai pusat pertumbuhan spiritualitas dan kehidupan gereja di Indonesia,” ungkap Alamsyah.
Kemenag Toraja Utara tidak hanya sekadar memberikan dukungan moril, tetapi juga menyediakan bantuan logistik dan koordinasi dalam pelaksanaan acara. Salah satu bentuk bantuan nyata dari Kemenag adalah dalam hal pengaturan fasilitas ibadah, penginapan peserta, serta transportasi antar lokasi acara. Kemenag juga membantu memfasilitasi pertemuan dengan pemerintah daerah untuk memastikan kelancaran kegiatan.
Dalam hal ini, Kemenag Toraja Utara bekerjasama dengan pemerintah setempat, Lembaga Pengelola Keagamaan, dan beberapa organisasi gereja lokal untuk menyediakan tempat ibadah yang cukup representatif dan sesuai dengan kebutuhan peserta Sidang Praya. Salah satu tempat ibadah yang menjadi pusat kegiatan utama adalah Gereja Toraja Jemaat Rantepao yang menjadi lokasi sidang pleno dan ibadah utama.
Selain itu, Kemenag juga memfasilitasi seminar-seminar dan diskusi-diskusi kelompok yang diadakan selama sidang berlangsung. Menurut Alamsyah, kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan antar gereja dan membangun jaringan solidaritas antar umat Kristen di seluruh Indonesia. “Kami berharap bahwa pertemuan ini dapat menghasilkan kebijakan yang lebih inklusif dan solutif dalam menghadapi tantangan sosial-keagamaan di Indonesia,” ujar Alamsyah.
Selain Kemenag, dukungan penuh datang dari berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah Kabupaten Toraja Utara dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Pemda Toraja Utara melalui Bupati Yohanis Bassang memberikan sambutan hangat pada acara pembukaan sidang dan menegaskan komitmennya untuk terus mendukung segala bentuk kegiatan keagamaan yang dapat mempererat kerukunan antar umat beragama di Toraja.
Dalam sambutannya, Bupati Bassang mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan beragama. “Toraja dikenal sebagai daerah yang memiliki tradisi keagamaan yang sangat kuat, terutama dalam kehidupan masyarakat Kristen. Namun, kita juga selalu mengedepankan nilai-nilai toleransi dan menghargai keragaman. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah, kami yakin acara ini akan berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi umat Kristen di Indonesia,” ujarnya.
Salah satu highlight dalam sidang tersebut adalah pembahasan tentang pentingnya gereja sebagai agen perubahan dalam menghadapi isu-isu sosial di Indonesia, seperti kemiskinan, intoleransi, serta pendidikan dan kesehatan. Diskusi-diskusi ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi konkret bagi gereja-gereja di Indonesia untuk berkontribusi lebih aktif dalam pembangunan sosial-ekonomi masyarakat.
Penyelenggaraan Sidang Praya PGI di Toraja tidak hanya membawa dampak positif bagi kehidupan rohani masyarakat, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Selama acara berlangsung, sejumlah besar wisatawan dan peserta dari luar Toraja turut mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di wilayah tersebut. Hal ini mendorong peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi lokal, baik melalui penginapan, kuliner, maupun kerajinan tangan khas Toraja.
Menurut Ketua DPD Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Toraja, Amir Sutan, acara ini memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata. “Jumlah pengunjung meningkat signifikan, dan ini tentunya memberikan keuntungan bagi pelaku usaha lokal. Selain itu, kami juga berharap agar setelah acara ini selesai, Toraja akan semakin dikenal sebagai destinasi wisata religi dan budaya yang unggul,” ujar Amir.
Kemenag Toraja Utara berharap agar Sidang Praya PGI kali ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang diskusi teologis, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kerjasama antar gereja dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan sosial di Indonesia. Dalam waktu dekat, pihak Kemenag juga akan merencanakan berbagai kegiatan lanjutan untuk memastikan hasil sidang dapat direalisasikan dengan baik di lapangan.
“Sidang ini adalah titik awal dari banyak harapan. Kami berharap agar setiap keputusan yang diambil dapat memberikan dampak positif bagi umat Kristen dan masyarakat Indonesia secara umum. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik dan penuh kedamaian,” ujar Dr. H. Alamsyah Latuconsina, menutup acara.
Sidang Praya PGI 2024 di Toraja menjadi bukti konkret bahwa melalui kolaborasi dan kerjasama lintas sektoral, kegiatan keagamaan dapat berjalan sukses dan memberikan dampak yang luas bagi masyarakat.