KabarToraya.com — Debat publik pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Tana Toraja berlangsung dengan ketat dan menarik, pada Senin malam, 6 November 2024, di Gedung Balai Rakyat Rantepao. Acara ini diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tana Toraja dan disaksikan oleh ratusan warga, serta disiarkan secara langsung di sejumlah platform media sosial.
Debat ini menghadirkan dua paslon yang bersaing untuk memimpin Tana Toraja dalam lima tahun ke depan. Paslon pertama, Paslon 01 yang terdiri dari Yuliana Nattang (Bupati) dan Ruben Rante Maro (Wakil Bupati), berfokus pada pengembangan infrastruktur, peningkatan pelayanan publik, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Sementara itu, Paslon 02, yang terdiri dari Amin Sulo (Bupati) dan Ira Ninsou (Wakil Bupati), mengusung tema besar tentang peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan potensi pariwisata Tana Toraja.
Salah satu topik utama yang dibahas dalam debat ini adalah pembangunan infrastruktur, yang dinilai sangat vital untuk kemajuan daerah. Yuliana Nattang, calon Bupati dari Paslon 01, dalam jawabannya menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur di Tana Toraja harus mencakup berbagai aspek, mulai dari perbaikan jalan yang rusak, peningkatan kualitas jembatan, hingga pembangunan fasilitas air bersih di daerah-daerah yang masih kesulitan akses. “Fokus kami adalah memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dapat menjangkau seluruh pelosok daerah, baik di kota maupun desa, sehingga perekonomian masyarakat semakin berkembang,” ujar Yuliana dengan tegas.
Yuliana juga menambahkan bahwa untuk mencapai itu semua, pihaknya berencana untuk menggandeng investor dan bekerja sama dengan pemerintah provinsi serta pusat untuk memperoleh dana yang diperlukan. Ruben Rante Maro, sebagai calon Wakil Bupati, mengungkapkan bahwa mereka juga akan memprioritaskan pembangunan jalan-jalan wisata yang menghubungkan objek-objek wisata utama di Tana Toraja, yang menjadi daya tarik utama daerah ini.
Sementara itu, Amin Sulo dari Paslon 02 mengkritik kurang maksimalnya program infrastruktur yang sudah ada, terutama di daerah pelosok. Menurutnya, masih banyak desa-desa di Tana Toraja yang terisolasi karena buruknya kondisi jalan. “Kita perlu fokus pada pembangunan infrastruktur yang tidak hanya menguntungkan pusat kota, tetapi juga menyentuh desa-desa terpencil agar pemerataan pembangunan dapat tercapai,” kata Amin.
Amin juga menyarankan agar pemda lebih intensif dalam melakukan pendekatan kepada pemerintah pusat dan daerah terkait agar program infrastruktur bisa lebih merata. Dia juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan anggaran yang digunakan untuk proyek infrastruktur agar masyarakat bisa lebih mengawasi dan memastikan bahwa proyek tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.
Topik lainnya yang mengemuka dalam debat adalah sektor pendidikan dan kesehatan. Paslon 01, melalui Ruben Rante Maro, menyatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan adalah prioritas utama mereka. Dalam rencana programnya, mereka berkomitmen untuk membangun sekolah-sekolah dengan fasilitas yang memadai di berbagai daerah, serta melibatkan tenaga pendidik yang berkualitas. Ruben menyebutkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya terletak pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas pengajaran dan pelatihan untuk guru-guru agar mereka dapat beradaptasi dengan kurikulum yang terus berkembang.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk masa depan anak-anak kita. Oleh karena itu, kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa setiap anak di Tana Toraja mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas,” ujar Ruben.
Di sisi lain, pasangan Amin dan Ira Ninsou dari Paslon 02 menyoroti masalah kesehatan sebagai isu yang sangat mendesak di Tana Toraja. Ira Ninsou, sebagai calon Wakil Bupati, menegaskan bahwa pelayanan kesehatan di daerah terpencil masih sangat terbatas. Mereka berjanji untuk memperluas jaringan layanan kesehatan di setiap kecamatan, dengan mendirikan Puskesmas yang lebih modern dan memadai.
“Kesehatan adalah hak dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Oleh karena itu, kami akan memperhatikan kualitas dan pemerataan layanan kesehatan, dengan mendirikan fasilitas kesehatan yang tidak hanya ada di kota, tetapi juga di daerah pelosok,” tegas Ira.
Selain infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, salah satu topik yang tak kalah menarik adalah sektor pariwisata. Tana Toraja dikenal dengan kekayaan budaya, keindahan alam, serta tradisi yang kental, yang menjadi daya tarik wisatawan baik lokal maupun internasional. Dalam debat ini, kedua paslon memaparkan rencana mereka terkait pengembangan sektor pariwisata.
Paslon 01, melalui Yuliana Nattang, menekankan pentingnya pengelolaan wisata berbasis budaya dan alam yang berkelanjutan. “Kami ingin memajukan pariwisata dengan menjaga kelestarian alam dan tradisi budaya Toraja. Wisata bukan hanya untuk mendatangkan uang, tetapi juga untuk melestarikan identitas dan budaya kita,” ujar Yuliana.
Sebaliknya, Paslon 02 juga memberikan perhatian besar terhadap sektor pariwisata. Amin Sulo mengungkapkan pentingnya pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pariwisata, serta fasilitas pendukung seperti homestay dan restoran yang lebih ramah terhadap wisatawan.
“Pengembangan pariwisata harus disertai dengan peningkatan kapasitas masyarakat lokal agar mereka bisa menjadi pelaku utama dalam industri ini, bukan hanya menjadi penonton,” kata Amin.
Debat kali ini tidak hanya mengungkapkan visi dan misi kedua paslon, tetapi juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh Tana Toraja dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, kedua paslon sepakat bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta adalah kunci untuk membawa Tana Toraja ke arah yang lebih baik.
Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, warga Tana Toraja kini dihadapkan pada pilihan sulit, yang tentunya akan menentukan masa depan daerah ini dalam hal pembangunan, kesejahteraan, dan pelestarian budaya.
Seiring dengan berakhirnya debat, masyarakat Tana Toraja pun diharapkan dapat memilih calon pemimpin yang tidak hanya memiliki visi yang jelas, tetapi juga kemampuan untuk merealisasikan janji-janji tersebut demi kemajuan bersama.