KabarToraya.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tana Toraja, melalui Komisioner bidang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia, Daniel Ta’dung, mengungkapkan bahwa anggaran untuk kegiatan debat kandidat Pilkada 2024 sangat terbatas, hanya sebesar Rp250 juta. Anggaran tersebut ditujukan untuk membiayai lembaga penyiaran dan event organizer (EO), tetapi tidak mencakup biaya untuk panelis, konsumsi, dan kebutuhan lainnya.
Daniel menjelaskan, “Sudah fiks, ada angkanya untuk anggaran debat. Anggaran kegiatan Rp250 juta, yang merupakan anggaran properti. Properti ini mencakup lembaga penyiaran dan EO.” Ia menambahkan, “Kalau untuk membiayai panelis, makan, dan lain-lain itu di luar dari anggaran tersebut.” Hal ini menunjukkan bahwa KPU harus benar-benar cermat dalam mengelola anggaran yang terbatas agar seluruh kebutuhan dapat terpenuhi.
Keterbatasan anggaran ini juga berpengaruh pada jumlah debat yang akan diadakan. Debat kandidat Pilkada Tana Toraja 2024 rencananya hanya akan berlangsung satu kali. Ini disebabkan oleh proses pengadaan jasa yang belum dapat dipenuhi hingga tenggat waktu yang ditentukan. Daniel mengungkapkan, “Salah satu alasan utamanya adalah proses beauty contest atau pengadaan jasa di sekretariat itu belum dapat dipenuhi sampai tanggal 30 Oktober 2024 besok.” Hal ini menggambarkan tantangan yang dihadapi KPU dalam merencanakan debat di tengah keterbatasan sumber daya.
Awalnya, debat pertama dijadwalkan berlangsung di Pantan Toraja Hotel, Makale, pada 30 Oktober 2024. Namun, karena alasan anggaran dan pengadaan, debat tersebut ditunda menjadi 6 November 2024. Rencananya, debat kedua akan dilaksanakan di Kota Makassar pada 12 November 2024. Daniel menyatakan bahwa Gedung Tammuan Mali’ dipilih sebagai lokasi debat karena dianggap paling representatif, baik dari segi kapasitas maupun pengalihan arus lalu lintas.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun hanya ada satu debat, KPU berusaha untuk memaksimalkan kualitas debat tersebut dengan memperbanyak panelis. Daniel menegaskan, “Makanya kita perbanyak panelisnya.” Dengan demikian, meskipun waktu dan anggaran terbatas, KPU berkomitmen untuk memberikan ruang yang cukup bagi para kandidat untuk menyampaikan visi dan misi mereka kepada masyarakat.
Dalam situasi ini, kita dapat melihat tantangan yang dihadapi KPU dalam melaksanakan tugasnya. Keterbatasan anggaran bukan hanya menjadi kendala dalam melaksanakan debat, tetapi juga berdampak pada kualitas penyampaian informasi kepada pemilih. Dalam konteks Pilkada, debat kandidat merupakan salah satu momen penting bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam tentang calon pemimpin mereka. Oleh karena itu, keberhasilan dalam melaksanakan debat menjadi sangat krusial.
Masyarakat juga diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam debat ini. Walaupun hanya ada satu kali debat, partisipasi pemilih dalam mengikuti dan menyimak debat ini sangat penting. Debat dapat menjadi ajang bagi masyarakat untuk menilai dan membandingkan visi, misi, serta program kerja dari setiap calon. Dengan demikian, mereka dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi pada hari pemungutan suara.
KPU Tana Toraja perlu mencari solusi kreatif untuk mengatasi keterbatasan anggaran yang ada. Salah satunya adalah dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan komunitas lokal, untuk memberikan dukungan dalam pelaksanaan debat. Kerja sama seperti ini dapat membuka peluang untuk mendapatkan sumber daya tambahan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan debat, seperti penyediaan konsumsi, biaya transportasi, atau bahkan dukungan promosi.
Dalam menghadapi situasi ini, penting bagi semua pihak untuk tetap optimis dan berkolaborasi demi terciptanya pemilihan yang demokratis dan transparan. KPU, sebagai lembaga penyelenggara, diharapkan dapat memaksimalkan anggaran yang ada dan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, sehingga proses demokrasi di Tana Toraja dapat berjalan dengan baik.
Akhirnya, meskipun ada banyak tantangan yang harus dihadapi, keberanian dan upaya KPU Tana Toraja dalam menyelenggarakan debat kandidat Pilkada harus diapresiasi. Kita semua berharap agar debat ini dapat menjadi momen yang tidak hanya informatif, tetapi juga inspiratif bagi masyarakat Tana Toraja, untuk bersama-sama memilih pemimpin yang terbaik bagi masa depan daerah. Keterbatasan anggaran seharusnya tidak menjadi penghalang untuk mencapai tujuan demokrasi yang lebih baik.