Referensi Berita Toraja

Fhirebert Bassang Mundur Sebelum Dilantik Jadi Ketua DPRD Toraja Utara

Fhirabert Utama Bassang (int)

KabarToraya.com — Fhirebert Utama Bassang, yang sebelumnya ditetapkan sebagai Ketua DPRD Toraja Utara untuk periode 2024-2029, mengejutkan banyak pihak dengan keputusan mendadak untuk mundur dari posisi tersebut sebelum pelantikan resmi. Pelantikan anggota DPRD Toraja Utara dijadwalkan berlangsung pada 31 Oktober 2024, namun Fhirebert telah mengambil langkah berani untuk mengundurkan diri.

Keputusan ini tentu menimbulkan berbagai pertanyaan, terutama karena Fhirebert merupakan figur yang diharapkan mampu memimpin DPRD dengan baik. Sebagai putra dari Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang, Fhirebert diharapkan dapat membawa pengalaman dan pengetahuan politik yang cukup untuk memimpin lembaga legislatif daerah. Namun, saat ditanya mengenai alasan mundurnya, Fhirebert memilih untuk tidak memberikan penjelasan yang mendalam, hanya menyatakan, “Saya yang mau memang. Saya sendiri yang menolak dilantik (jadi Ketua DPRD),” dalam percakapan dengan Tribun Toraja pada Jumat (25/10/2024).

Keputusan mundur ini semakin menarik perhatian mengingat Partai Golkar, yang merupakan partai yang mengusungnya, memiliki hak untuk menduduki kursi Ketua DPRD Toraja Utara setelah berhasil meraih kursi terbanyak dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024. Partai ini meraih total tujuh kursi, menjadikannya sebagai pemenang dalam perolehan kursi di DPRD Toraja Utara. Fhirebert sendiri adalah peraih suara terbanyak dalam Pileg di daerah pemilihan (Dapil) 4 yang mencakup Kecamatan Sanggalangi, Sopai, dan Kesu, dengan perolehan 5.209 suara.

Sebelumnya, DPP Partai Golkar telah mengeluarkan SK No. B-282/DPP/GOLKAR/IX/2024 pada 20 September 2024, yang menunjuk Fhirebert sebagai Ketua DPRD. Namun, mundurnya Fhirebert mengakibatkan Partai Golkar harus mencari pengganti yang sesuai. Akhirnya, Hermin Sa’pang Matandung diusulkan sebagai pengganti dan DPP Golkar pun menyetujui pengangkatan tersebut. Taufan Pawe, Ketua DPD 1 Golkar Sulsel, juga mengonfirmasi pengunduran Fhirebert dan penunjukan Hermin sebagai pengganti.

Kondisi ini menimbulkan spekulasi dan dugaan di kalangan publik mengenai motivasi di balik keputusan Fhirebert. Ada yang berpendapat bahwa mungkin terdapat faktor internal partai, tekanan dari pihak tertentu, atau pertimbangan pribadi yang memengaruhi keputusannya. Dalam dunia politik, keputusan untuk mundur dari jabatan yang telah ditetapkan sering kali tidak semudah yang terlihat dan sering kali melibatkan pertimbangan yang kompleks.

Dari sudut pandang politik, mundurnya Fhirebert bisa dilihat sebagai sebuah langkah strategis. Ia mungkin ingin menjaga citra baiknya di mata publik atau mempertimbangkan peluang karir lain di masa depan. Selain itu, mengingat Fhirebert adalah wajah baru di kancah politik Toraja Utara, langkah ini juga bisa jadi merupakan upaya untuk menghindari kemungkinan konflik di masa depan yang bisa merugikan baik dirinya maupun partainya.

Mundurnya Fhirebert juga menunjukkan dinamika politik yang terjadi di Toraja Utara. Dalam konteks ini, penting bagi Partai Golkar untuk menunjukkan soliditas dan kemampuan dalam menghadapi perubahan. Penunjukan Hermin Sa’pang Matandung sebagai Ketua DPRD baru diharapkan dapat membawa semangat baru dan kesinambungan dalam kepemimpinan DPRD Toraja Utara. Sebagai seorang politisi, Hermin memiliki rekam jejak dan pengalaman yang diharapkan dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Fhirebert.

Situasi ini juga menjadi pelajaran bagi partai politik lainnya tentang pentingnya komunikasi yang baik di antara pengurus dan calon pemimpin. Keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan bisa menghindarkan terjadinya keputusan mendadak yang bisa menimbulkan gejolak di internal partai. Di sisi lain, bagi Fhirebert, keputusan ini bisa menjadi momen introspeksi dan evaluasi diri untuk masa depan karir politiknya.

Sementara itu, masyarakat Toraja Utara tentu berharap agar pemimpin baru yang akan dilantik mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan daerah. Harapan ini tentunya harus diimbangi dengan dukungan masyarakat untuk menciptakan pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Pelantikan Hermin Sa’pang Matandung sebagai Ketua DPRD diharapkan dapat membawa angin segar bagi perkembangan politik dan kesejahteraan masyarakat Toraja Utara.

Dengan demikian, meskipun keputusan Fhirebert Utama Bassang untuk mundur dari jabatan Ketua DPRD menjadi sorotan publik, perubahan ini memberikan kesempatan baru bagi Partai Golkar dan calon pemimpin yang baru untuk menunjukkan dedikasi mereka dalam memajukan daerah. Masyarakat pun berharap agar setiap langkah yang diambil oleh para politisi, termasuk Hermin Sa’pang Matandung, dapat mengarah pada perbaikan dan kemajuan bagi Toraja Utara.

Exit mobile version