KabarToraya.com — Fasilitas Layanan Akses Internet di Tana Toraja: Tantangan dan Harapan, Fasilitas layanan akses internet di Tana Toraja, sebagai dukungan terhadap objek wisata dan masyarakat, hingga tahun ini masih belum sepenuhnya terpenuhi. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Tana Toraja, Berthy Mangontan, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada Kamis (12/5/2022). Menurutnya, akses internet yang memadai sangat penting untuk mendukung sektor pariwisata, terutama di lokasi-lokasi yang sering dikunjungi wisatawan.
Dua objek wisata terkenal di Tana Toraja, yaitu Buntu Burake dan Pango Pango, sudah diusulkan untuk mendapatkan fasilitas internet, namun hingga saat ini belum terpasang. Berthy menjelaskan bahwa lokasi-lokasi tersebut tidak termasuk dalam kategori blank spot yang diusulkan untuk mendapatkan jaringan internet. “Internet gratis belum terpasang di Pango Pango dan Buntu Burake, ini karena lokasi tersebut tidak masuk dalam wilayah blank spot,” ungkapnya. Keberadaan fasilitas internet di tempat-tempat wisata sangat krusial untuk mendukung pengalaman wisatawan dan mempromosikan Tana Toraja sebagai tujuan wisata yang menarik.
Upaya Pemerintah dalam Penyediaan Akses Internet
Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, ada beberapa lokasi di Tana Toraja yang sudah memiliki akses internet gratis. Beberapa di antaranya terletak di Tammuan Mali dan seputaran Pasar Seni Makale. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah berupaya untuk menyediakan layanan internet, meskipun prosesnya tidak selalu berjalan mulus. Menurut Berthy Mangontan, dari 32 titik yang diusulkan untuk pembangunan Base Transceiver Station (BTS), hingga saat ini hanya sebagian yang disetujui. Terdapat 31 titik yang masih menjadi blank spot, yang tersebar di 63 Lembang (desa) di Tana Toraja.
“Usulan tersebut tidak semua disetujui karena ada titik koordinat yang setelah diverifikasi ternyata masuk dalam lokasi rawan bencana. Selain itu, ada juga titik koordinat yang bermasalah dengan nama Lembang,” pungkas Berthy. Permasalahan dalam penentuan titik koordinat ini menjadi salah satu alasan mengapa pembangunan BTS untuk akses internet belum sepenuhnya terwujud. Beberapa titik yang diusulkan juga terletak di kawasan hutan lindung, seperti di objek wisata Ollon. Berthy mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan untuk mencari solusi terkait hal ini.
Dampak Blank Spot di Sulawesi Selatan
Kondisi blank spot di Tana Toraja tidak berdiri sendiri. Di seluruh Sulawesi Selatan, terdapat 22 kabupaten/kota yang mengalami masalah serupa. Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel, beberapa daerah di 91 kecamatan di Sulsel tidak memiliki jaringan internet yang memadai. Kabupaten Toraja Utara tercatat sebagai daerah dengan jumlah blank spot terbanyak, di mana dalam 14 kecamatan di Toraja Utara, tidak ada akses internet yang memadai.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, mengingat pentingnya akses internet dalam era digital ini. Akses internet yang terbatas dapat menghambat perkembangan ekonomi, pendidikan, dan berbagai sektor lainnya. Selain Toraja Utara, Kabupaten Selayar juga mencatatkan beberapa wilayah di 10 kecamatan yang tidak memiliki jaringan internet. Kota Makassar dan Parepare juga memiliki daerah-daerah dengan jaringan internet yang lemah.
Daftar Kecamatan dengan Blank Spot
Berikut adalah beberapa kecamatan di Toraja Utara yang mengalami masalah blank spot:
1. Kecamatan Sesean:
– Deri (TPS 2)
– Buntu Lobo (TPS 1)
2. Kecamatan Nanggala:
– Nanggala Sanpiak Salu (TPS 3)
– Nanggala (TPS 2,3)
– Lilikira (semua)
– Karre Limbong (semua)
– Basokan (semua)
– Nanna Nanggala (semua)
– Karre Pananian (semua)
3. Kecamatan Rindingallo:
– Lokouru Tanetebatu (semua)
– Lempo Poton (semua)
– Buntu Batu (semua)
– Sisanya hanya ada 3 batang jaringan.
4. Kecamatan Buntao:
– Tullang Sura (semua)
– Sapan Kua-Kua (TPS 3)
– Rindingkila (TPS 4)
– Issong Kalua (TPS 3)
5. Kecamatan Sa’dan:
– Sa’dan Ulusalu (semua)
– Sa’dan Sangkaropi (TPS 3)
– Sa’dan Tiroallo (TPS 2,3)
– Sa’dan Andulan (TPS 2)
– Sa’dan Pesondongan (TPS 2,3)
– Sa’dan Likulambe (TPS 2,3,4)
6. Kecamatan Sanggalangi:
– Semua lokasi mengalami jaringan lemah.
7. Kecamatan Sopai:
– Semua lokasi juga mengalami jaringan lemah.
8. Kecamatan Tikala:
– Buntu Batu (semua)
– Pangden (semua)
9. Kecamatan Balusu:
– Lilikira Ao Gading (semua)
– Awa Kawasik (semua)
– Balusu Bangunlipi (semua)
– Sisanya hanya ada 3 batang jaringan.
10. Kecamatan Dende Piongan Napo:
– Piongan (semua)
– Kapolang (semua)
– Buntu Tagari (semua)
– Parinding (semua)
11. Kecamatan Baruppu:
– Baruppu Selatan (semua)
– Baruppu Utara (semua)
– Baruppu Parodo (TPS 1,2,3; TPS 4 tidak ada jaringan)
12. Kecamatan Rantebua:
– Hanya ada 3 batang jaringan.
13. Kecamatan Sesean Suloara:
– Hanya ada 3 batang jaringan.
14. Kecamatan Awan Rante Karua:
– Hanya ada 3 batang jaringan.
Pentingnya Akses Internet untuk Pembangunan
Kondisi akses internet di Tana Toraja dan daerah sekitarnya memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Akses internet yang baik bukan hanya sekadar kebutuhan, tetapi sudah menjadi bagian integral dari kehidupan modern. Internet mendukung pendidikan, di mana siswa dan guru dapat mengakses sumber daya belajar secara online. Selain itu, akses internet yang baik juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk memasarkan produk mereka secara online.
Tanpa akses internet yang memadai, potensi ekonomi dan pendidikan di wilayah tersebut akan terhambat. Masyarakat tidak dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keterampilan, mendapatkan informasi, atau bahkan mengakses layanan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mempercepat pembangunan infrastruktur internet agar semua wilayah, termasuk daerah-daerah terpencil, dapat menikmati akses yang sama dan merata.
Kesimpulan
Dengan berbagai tantangan yang ada, upaya untuk meningkatkan akses internet di Tana Toraja dan sekitarnya harus menjadi prioritas. Kerjasama antara pemerintah daerah, pusat, dan sektor swasta diperlukan untuk menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Diperlukan inovasi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya akses internet. Hanya dengan cara ini, Tana Toraja dapat mengoptimalkan potensi pariwisata dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Dengan harapan bahwa setiap sudut daerah ini dapat terhubung, kita dapat bersama-sama menjadikan Tana Toraja sebagai destinasi wisata yang lebih menarik dan terintegrasi dengan perkembangan teknologi modern.