Referensi Berita Toraja
News  

Upaya Preventif Jadi Fokus Amson Padolo Atasi Stunting di Toraja Utara

KabarToraya.com — Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Toraja Utara, Dr. Amson Padolo, secara resmi membuka pertemuan evaluasi intervensi spesifik penanganan stunting di Aula Gedung Jayata Bolu. Dalam sambutannya, Amson menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Toraja Utara.

Amson menjelaskan bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga tantangan besar bagi masa depan generasi muda Indonesia.

“Kita masih memiliki banyak pekerjaan rumah, mulai dari pelaksanaan pengukuran yang tepat, penyediaan sarana yang memadai, hingga pelaporan yang harus dilakukan tepat waktu. Semua harus sesuai dengan standar yang ada,” ujar Amson.

Mengacu pada Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Amson menekankan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

“Kita harus memahami perbedaan antara kerdil dan stunting. Anak stunting pasti memiliki tubuh pendek, tetapi tidak semua anak pendek adalah stunting,” tegasnya.

Fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Dalam pidatonya, Amson menyoroti pentingnya periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai waktu krusial untuk mencegah stunting. Ia menegaskan bahwa intervensi gizi dan kesehatan pada masa ini sangat penting sebelum anak berusia dua tahun.

“Mencegah stunting jauh lebih mudah daripada menangani anak yang sudah terdampak. Oleh karena itu, kita harus memprioritaskan pencegahan agar tidak muncul kasus baru. Meski begitu, intervensi pada kasus yang sudah ada juga harus terus dilakukan,” jelasnya.

Peran Kolaborasi Lintas Sektor

Amson kembali menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mencapai target penurunan stunting. Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan, lembang, tokoh agama, dan masyarakat harus bersinergi agar program ini berjalan dengan baik. “Sinergi ini penting, terutama saat kita mempersiapkan generasi emas 2045, generasi yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan,” ungkapnya.

Dengan adanya pertemuan ini, Amson berharap semua pihak bisa bekerja sama lebih baik untuk mencapai target penurunan angka stunting, demi kesejahteraan dan masa depan generasi muda di Toraja Utara.

Stunting, atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi masalah serius di Kabupaten Toraja Utara. Tingginya angka stunting di daerah ini menjadi perhatian berbagai pihak, terutama pemerintah daerah, yang terus berupaya menekan angka kasus melalui berbagai program dan intervensi.

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Toraja Utara, angka prevalensi stunting di wilayah ini masih berada di atas rata-rata nasional. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti rendahnya akses terhadap makanan bergizi, pengetahuan orang tua tentang pola asuh yang benar, hingga keterbatasan layanan kesehatan di daerah terpencil.

Sebelumnya pada Program percepatan penurunan stunting tahun 2023 di kabupaten Toraja Utara mencatat hasil menggembirakan dengan mengalami penurunan angka prevalensi balita stunted yang cukup signifikan.

Sebagaimana data yang diterima dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Toraja Utara sub Dinas Kesehatan, prevalensi balita stunted di kabupaten Toraja Utara berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 berhasil ditekan ke angka 28,7% dari 34,1% di tahun 2022 (SSGI 2022).

Ini berarti program percepatan penurunan stunting di Toraja Utara mampu turunkan angka balita stunted sebesar 5,4 persen. Keberhasilan menekan sebesar 5,4 poin tersebut pun menempatkan Kabupaten Toraja Utara dalam daftar lima besar Kab/Kota dengan poin penurunan terprogresif dari 13 Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan yang berhasil menekan angka balita stunted di tahun 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *